JawaPos.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mencatat capaian yang baik ditengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Pada tahun 2021 realisasi proyek yang onstream mencapai 15 proyek, dengan investasi sebesar USD 1,57 miliar atau setara dengan Rp 22,8 triliun.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, terdapat penambahan kapasitas produksi minyak dan gas dari 15 proyek yang telah onstream tersebut. Untuk minyak sebesar 18.468 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan tambahan kapasitas produksi gas sebesar 746 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Proyek yang onstream sepanjang 2021 diantaranya, North Area Jindi South Jambi Block B, EPF Belato2 Selaraya Merangin Dua, Lematang Compression Medco E&P Lematang, EOR Jirak Pertamina EP, WB NAG Compression PetroChina Jabung Ltd, SP Bambu Besar (Asso) Pertamina EP, dan SP Akasia Bagus Pertamina EP.
Selanjutnya, ada Upgrade Bangadua Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, West Pangkah Saka Indonesia Ltd, Sidayu Saka Indonesia Ltd, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, Oil Plant Semberah Pertamina EP, Merakes Eni East Sepinggan, dan Debottlenecking FPU Jangkrik Eni Muara Bakau.
“Pembatasan mobilitas pekerja dan peralatan, tidak menyurutkan tekad agar proyek bisa diselesaikan sesuai target di 2021. Melalui sinergi dan kerjasama yang kuat antara SKK Migas dan KKKS, maka target ini bisa kita selesaikan,” kata Julius, Senin (31/1).
Julius melanjutkan, KKKS telah belajar dari pengalaman melaksanakan pekerjaan proyek di tahun 2020, dan melakukan adaptasi serta melakukan perbaikan dan peningkatan. Hal ini ditunjang pula dengan koordinasi dan pengawasan SKK Migas yang semakin efektif melalui integrated operation center (IOC) yang secara berkelanjutan, modul-modulnya terus bertambah.
“KKKS telah memiliki pengalaman dalam penyelesaian proyek ditahun 2020, dan segera melakukan penyesuaian standar dan prosedur dengan mendiskusikannya bersama dengan SKK Migas,” tuturnya.
Julius juga mengatakan, keberhasilan penyelesaian proyek hulu migas juga tidak terlepas dari penerapan aspek keselamatan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) secara optimal, sehingga jam hilang karena proyek dihentikan karena ada kecelakaan maupun outbreak Covid-19 dapat diminimalkan.
“Incident rate (IR) sebagai tolok ukur pelaksanaan K3LL di industri hulu migas dan merupakan standar secara global pada tahun 2021 sangat mengesankan. Industri hulu migas bisa mencapai IR sebesar 0,18 dan merupakan capaian yang terbaik dalam 1 (satu) dekade terakhir,” kata Julius.
Sementara untuk tahun 2022, jumlah proyek yang ditargetkan onstream mencapai 12 proyek besar yang saat ini pada fase konstruksi, dengan perkiraan investasi sebesar USD 1,35 miliar atau setara dengan Rp 19,6 triliun. Proyek tersebut diperkirakan dapat memberikan tambahan kapasitas produksi minyak sebesar 19.000 BOPD dan tambahan kapasitas produksi gas sebesar 567 MMSCFD.
“Melihat capaian 2021, kami optimis target proyek hulu migas yang onstream di tahun 2022 dapat dicapai”, pungkasnya.
Julius menambahkan, proyek hulu migas tidak hanya memberikan kontribusi pada peningkatan produksi minyak dan gas, tetapi juga memberikan dampak berganda positif lainnya seperti menggerakan industri penunjang hulu migas dan penyerapan tenaga kerja.
Capaian tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tahun 2021 mencapai 58,95 persen, sehingga sebagian besar investasi di proyek hulu migas akan dinikmati dan mendukung peningkatan kapasitas nasional.
Selain itu, setiap USD 1 miliar investasi di sektor hulu migas akan menyerap sekitar 100 ribu tenaga kerja. Dengan demikian, dengan investasi proyek hulu migas yang mencapai USD 1,57 miliar, akan akan menyerap dan membuka lapangan kerja sebanyak 157 ribu tenaga kerja.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link