JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membahas soal kesetaraan gender di hari Ibu ini. Menurutnya, dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah telah mendukung anggaran berbasis gender melalui program gender Responsif Budgeting sejak sekitar tahun 2000.
“Sebuah alat untuk dari mulai perencanaan, penganggaran, pengawasan, dan tracking bagaimana belanja negara mendukung kesetaraan gender,” kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Women Empowerment Forum secara daring di Jakarta, Rabu (22/12)
Sri Mulyani menjelaskan, adanya program tersebut karena belanja negara berpotensi menjadi sangat tidak seimbang manfaatnya bagi perempuan maupun lelaki. Bahkan dapat menjadi diskriminatif jika tidak melihat dari dimensi gender.
Dengan demikian, dalam merencanakan, menganggarkan, mengawasi, serta melakukan tracking, dimensi gender harus tetap terjaga agar dapat memberikan kesempatan yang sama. Sebab, kaum perempuan sering berhadapan pada kondisi sosial, budaya, dan norma yang menjadi kendala seorang untuk maju dalam peranan sosial dan ekonomi.
Sri Mulyani mengungkapkan, terdapat inovasi baru dalam APBN yang dikeluarkan pada awal tahun ini, yaitu melalui penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik untuk pelayanan perlindungan perempuan dan anak.
Ia berharap ini akan memberikan penguatan bagi pemerintah daerah dalam hal ini kabupaten atau kota, hingga kecamatan dan kelurahan, agar dapat mencegah kejadian-kejadian memilukan yang dialami oleh para wanita dan anak-anak perempuan belakangan ini.
Editor : Kuswandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link