DI banyak talk show atau kelas soft skills, acap kali ada pertanyaan: bagaimana kita sebaiknya menghadapi orang yang tidak suka pada kita? Karena memang wajar, sikap-sikap negatif orang biasanya bikin kita galau dan nggak nyaman. Apalagi kalau tidak tahu mengapa mereka bersikap negatif.
—
Agar tidak terlalu galau, perlu dipahami satu hal pasti ini: di mana pun kita berada dan bagaimanapun kita berperilaku, pasti ada orang lain yang suka dan tidak suka. Dengan level yang berbeda-beda. Namun, dualisme itu pasti ada. Sama saja diri kita terhadap orang-orang yang kita temui, bukan? Ada yang kita sukai dan tidak kita sukai. Dengan level yang berbeda-beda juga.
Dengan pemahaman tersebut, kita akan biasa saja ketika ada orang yang tampak tidak suka dan tidak ramah. Atau, berlagak tidak kenal dan sebagainya. Alasan mereka bisa berbagai macam. Mungkin pernah merasa kita kecewakan tanpa kita sadari dan tidak bisa memaafkan. Bisa karena iri dan karenanya jadi sewot sendiri. Merasa tidak disertakan dalam komunitas kita.
Atau, merasa bersaing dalam hal tertentu meski mungkin kitanya sama sekali tidak merasa apa-apa. Intinya, mereka baper sendiri terhadap kita, yang seharusnya tidak perlu. Sebab, katakanlah mereka tidak suka terhadap popularitas, gaya, atau cara sikap kita, misalnya. Itu sebenarnya bukan urusan mereka. Kecuali kalau perilaku kita nyata-nyata merugikan mereka.
Namun, ya itulah manusia, membiarkan perasaan dan pikiran mereka ’’berbuat’’ dan ’’menguasai’’ diri. Belum menyadari bahwa perasaan dan pikiran diri tentang orang-orang lain yang dijumpai dalam kehidupan itu perlu dilatih untuk objektif, positif, dan efektif. Untuk menghindari baper-baper yang tidak jelas demi kebaikan diri, orang lain, dan relasi apa pun.
Nah, jadi kalau ada yang tampak tidak suka, sebaiknya kita bangun mindset ini:
– Tidak disukai seseorang adalah hal biasa.
– Tidak perlu balik tidak menyukai karena positivitas perasaan kita perlu dijaga.
– Ketidaksukaan mereka bukan urusan dan masalah kita.
– Tetap hormat dan santun memperlakukan saat bertemu mereka.
– Jika memungkinkan, upayakan cari tahu alasan ketidaksukaan mereka sebagai bahan introspeksi. Terutama jika menyangkut profesi.
– Sikap positif yang konstan dan tulus terhadap mereka bisa jadi bikin mereka jadi berubah. Jadi teman kita.
Bagaimana dengan mereka yang menyukai kita?
– Respons dengan sikap senang dan berterima kasih.
– Perlakukan mereka dengan hormat, apa pun strata mereka.
– Tidak perlu memaksakan diri harus lalu jadi teman akrab. Cukup hargai dan hormati.
– Jadikan silaturahmi yang produktif dan efektif. (*)
*) BABY JOEWONO, Founder & trainer of Baby Joewono Soft Skills Center
Credit: Source link