Tantangan Digitalisasi Kuliner, Harga Online Lebih Mahal dari Offline

JawaPos.com – Digitalisasi di industri sulit dibendung. Penyedia platform pun membidik sektor kuliner. Mereka merancang berbagai aplikasi untuk meningkatkan kinerja pelaku usaha.

CEO PT Imaji Cipta Richard Andrea menyatakan, saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan layanan kuliner online. Namun, salah satu penghambat adalah harga di layanan penjualan online yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan membeli di tempat.

“Kami sadar bahwa platform masih memungut biaya dari merchant sehingga lebih mahal. Nah, prinsip kami adalah menjual makanan online dengan harga offline,” paparnya kepada Jawa Pos Minggu (10/7).

Karena itu, dia merancang tiga aplikasi untuk menangkap potensi industri. Saat ini pihaknya sudah menggandeng 2.273 merchant dalam ekosistemnya.

Populasi tersebut didominasi pengusaha UMKM. Sisanya merupakan restoran dan penyedia makanan yang hanya menerima pesanan.

Untuk tahap awal, aplikasinya bekerja untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Namun, Richard mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 15 kota yang mengajukan kerja sama untuk operasional platform tersebut.


Credit: Source link