JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara umum, pada periode Maret 2011 hingga September 2021, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada September 2013, Maret 2015, Maret 2020, dan September 2020.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, jika kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2013 dan Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
“Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2021 mencapai 26,50 juta orang. Dibandingkan Maret 2021, jumlah penduduk miskin menurun 1,04 juta orang. Sementara jika dibandingkan dengan September 2020, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 1,05 juta orang,” kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (17/1).
Margo mengatakan lebih jauh, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2021 hingga September 2021, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 0,32 juta orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,73 juta orang.
“Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,89 persen menjadi 7,60 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,10 persen menjadi 12,53 persen,” ucapnya.
Adapun persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,43 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,85 persen.
“Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa 14,02 juta orang, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan 0,98 juta orang,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link