JawaPos.com – Adopsi teknologi digital di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus berjalan. Beberapa pengusaha menengah ke bawah mengaku mulai nyaman melayani pembayaran digital. Terutama, UMKM yang memang biasa berpindah tempat tergantung event.
Pendiri Kepo Market Michael Putra Bani mengatakan, tren penjualan UMKM memang sudah berubah drastis sejak pandemi. Hal tersebut dikarenakan kepemilikan gawai di Indonesia semakin meroket selama penyebaran Covid-19. ”Akses teknologi digital makin mudah. Hal tersebut membuat kami juga akhirnya merasa lebih nyaman melayani non tunai,” jelasnya di Surabaya pekan lalu.
Pengelola bazar UMKM tersebut mengaku bahwa 80 persen transaksi dari 200 tenant-nya merupakan transaksi digital. Kebanyakan transaksi non tunai tersebut memang dilakukan QRIS. Hal tersebut dikarenakan kanal pembayaran tersebut bisa menggunakan dompet digital atau aplikasi perbankan.
Sebelum pandemi, lanjut dia, transaksi penjualan masih didominasi oleh transaksi tunai. Pembayaran digital diakui masih berkontribusi maksimal 30 persen saja. ”Jujur kalau kami sebenarnya lebih nyaman dengan transaksi digital. Kami jadi tak perlu repot menyiapkan uang kembalian dan seluruh transaksi jadi tercatat,” jelasnya.
Sementara itu, AVP of Merchant Acguisition-Business SME DOKU Herunata Joseph menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk bisa meningkatkan adopsi UMKM terhadap sistem pembayaran digital. Menurutnya, banyak UMKM yang sebenarnya perlu sistem pembayaran yang memadai sebelum berpindah moda.
Menurutnya, bukan hanya UMKM yang ingin pindah ke ekosistem e-commerce atau platform digital saja yang perlu mendapatkan sistem pembayaran digital. Namun, UMKM yang lahir selama pandemi juga perlu menambah kanal pembayaran mereka saat ingin ikut berjualan secara offline.
”Kami sebagai penyedia platform pembayaran juga terus berupaya untuk mengakuisisi sektor UMKM. Kami sadar bahwa alat pembayaran yang diperlukan usaha kecil justru harus lebih fleksibel karena karakteristik usaha mereka biasanya lincah,” ungkapnya.
Hingga saat ini, lanjut dia, UMKM yang sudah menjadi merchant mencatatkan transaksi QRIS sebagai favorit konsumen. Kemudian itu, transaksi favorit lainnya merupakan transfer perbankan.
Pihaknya pun terus berupaya menggenjot populasi UMKM. Salah satu upayanya adalah dengan membuat aplikasi baru yang bisa mengakomodir pengusaha kecil menengah saat ingin membuat toko online sendiri.
”Target jangka panjang kami, 80 persen dari populasi merchant adalah UMKM. Namun, tahap awal ini kami ingin fokus edukasi ke pelaku UMKM mengenai pentingnya sistem pembayaran terintegrasi,” katanya.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : Salsabil A’dn
Credit: Source link