Wakil Presiden RI Maruf Amin (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com – Wakil Presiden RI Ma`ruf Amin menyoroti peringkat inovasi Indonesia saat ini, yang masih berada di posisi kedua terendah se-Asia Tenggara (Asean). Indonesia hanya satu tingkat lebih baik dari Kamboja.
Sementara bila melihat prestasi negara tetangga, Singapura berada di peringkat ke-8 dunia di bidang inovasi. Adapun Malaysia menghuni ranking ke-45.
“Indonesia memiliki anggaran yang besar dibanding Vietnam. Tapi sumber daya peneliti Indonesia hanya 85 orang per 1 juta penduduk, dibanding Vietnam 273 orang per 1 juta penduduk,” ujar Wapres dalam peringatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Senin (10/8).
“Jika inovasi tidak dapat dikomersilkan, maka inovasi itu kurang bermakna,” sambung Wapres.
Wapres mengakui, proses hilirisasi inovasi memang tidak mudah, perlu melewati sejumlah tahapan sebelum bisa dipasarkan, antara lain sertifikasi, uji klinis, hingga izin edar.
Karena itulah dibutuhkan kerja sama penta-helix antara inovasi, akademisi, investor/industri, dan pemerintah untuk mengawal hilirisasi inovasi tersebut.
“Semoga peringatan Hakteknas 2020 ini dapat menjadi motivasi bagu inovator lainnya, dan semakin banyak produk baru,” kata Wapres Amin.
“Bagi para peneliti dan inovator yang belum berhasil, jangan berhenti berusaha. Suatu hari nanti akan menemukan inovasi baru dan bermanfaat,” imbuh dia.
Wapres juga mengapresiasi kinerja Konsorsium Riset Covid-19. Hingga saat ini, konsorsium di bawah Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Inovasi dan Riset Nasional (Kemristek/BRIN) itu sudah menelurkan 57 produk inovasi Covid-19.
“Saya harap peluncuran produk baru dapat terus dilaksanakan untuk mendorong ekonomi bangsa,” ucap Wapres.
Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, setelah meluncurkan produk-produk inovasi penanganan Covid-19, Kemenristek/BRIN bersama pemangku kepentingan terkait terus berupaya agar produk-produk inovasi mampu menjadi solusi berbagai masalah di masyarakat.
Produk-produk hasil litbangjirap pun terus didorong agar sampai ke tahapan komersialisasi, sehingga dapat diproduksi secara massal oleh industri/UMKM. Karenanya, penguatan kolaborasi antara sisi pelaku litbangjirap dengan pelaku usaha terus diperkuat.
“Berbagai upaya kita lakukan untuk terus memperkuat program hilirisasi hasil-hasil riset. Sehingga akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat atas produk inovasi dalam negeri hasil riset dan rekayasa anak bangsa,” ujar Menristek/Kepala BRIN.
Diketahui, terdapat empat dari 49 Prioritas Riset Nasional yang telah dikembangkan oleh Kemristek/BRIN dan dalam proses masuk kedalam Proyek Strategis Nasional, yaitu Katalis Merah Putih, Garam Industri Terintegrasi, PUNA MALE Kombatan, dan Pesawat N219A.
TAGS : Wapres RI Maruf Amin Kemristek/BRIN Bambang Brodjonegoro Hakteknas 2020
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/76755/Wapres-Soroti-Rendahnya-Peringkat-Inovasi-Indonesia-di-Asean/