Waspadai Mutasi dan Varian Baru COVID-19 di Awal 2023

by

in
Budi Gunadi Sadikin. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk mewaspadai terjadinya mutasi virus dan varian baru COVID-19 di awal 2023. Sebab, di sejumlah negara kasus COVID-19 masih sangat tinggi.

Seperti yang terjadi di Jepang, negara-negara Eropa, dan Amerika. Bahkan disebutkannya, di Jepang kasus hariannya mencapai dua ratusan ribu orang. “Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan mutasi dan timbulnya varian baru. Pasti akan timbul varian baru karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini,” ujarnya dalam keterangan virtual dipantau dari Denpasar, Selasa (23/8).

Ia mengatakan Indonesia harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan ini. Paling tidak, kewaspadaan harus ditingkatkan di Januari hingga Maret 2023.

Disebutkannya kasus di Indonesia saat ini rendah sekali dikarenakan tingginya antibodi yang dimiliki masyarakat. “Dari sero survei kemarin, kita sudah melihat di bulan Desember hanya 88 persen dari masyarakat yang memiliki antibodi, sekarang naik ke 98,5 persen,” paparnya.

Level antibodi yang tadinya sekitar 400 unit per ml, saat ini naik lebih dari 2.000 unit per ml. Akibatnya populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya. “Itu sebabnya kenapa untuk kasus gelombang BA.4, BA.5 yang di Jepang, di Eropa, dan Amerika itu meningkatkan kasus konfirmasi tinggi sekali, di kita tidak,” terangnya.

Ada dua hal penyebabnya, yaitu vaksinasi yang gencar dan infeksi yang menjangkit masyarakat sehingga antibodi terbangun. “Kombinasi antara vaksinasi di bulan November, Desember, dan Januari dan infeksi di bulan Februari dan Maret itu membuat infeksi di bulan Juni, Juli, Agustus kadar antibodi masyarakat itu tinggi sekali,” lanjutnya.

Namun ujiannya, dikatakan Menkes, dalam enam bulan ke depan. Budi mengatakan bahwa Indonesia menjadi sedikit dari negara lain yang berhasil melampaui gelombang sub varian BA.4 dan BA.5.

Dengan demikian, Budi meminta agar semua bekerja sama agar Indonesia tak lagi menghadapi gelombang-gelombang COVID-19 selanjutnya. Jika berhasil menangani gelombang di 2023 itu, Menkes percaya Indonesia akan menjadi salah satu dari sedikit negara yang menangani pandemi ini selama 12 bulan berturut-turut.

Salah satu caranya, menjaga level imunitas masyarakat setinggi sekarang yang diimbangi dengan laju vaksinasi COVID-19. Rencananya pada November akan dilakukan vaksinasi pada kelompok yang imunitasnya rendah. “November akan melakukan sero survei lagi untuk melihat daerah-daerah mana yang imunitasnya sudah menurun,” kata Menkes. (Diah Dewi/balipost)

Credit: Source link