JAKARTA, BALIPOST.com – Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai upaya dalam rangka memulihkan ekonomi Indonesia dari pandemi COVID-19. Diantaranya, menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Seven Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 150 basis poin menjadi 3,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan BI tersebut diibaratkan “jamu manis” atau strategi dan upaya. “Jamunya Bank Indonesia itu ‘jamu manis’ semuanya untuk mendorong ekonomi, tentu saja dengan tetap menjaga stabilitas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara CNBC Economic Outlook di Jakarta, Kamis (25/2) dikutip dari Kantor Berita Antara.
Lanjut Perry, BI juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui strategi triple intervention yakni spot, DNDF, dan pembelian SBN sehingga menguat dari Rp 16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020 menjadi sekitar Rp 14.000. Kemudian melakukan injeksi likuiditas yang besar atau quantitative easing Rp 759,31 triliun yakni 4,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 2020.
Berikutnya yakni berpartisipasi dalam pembiayaan APBN membeli SBN dari pasar perdana sejumlah Rp 473,42 triliun untuk 2020 dan Rp 40,99 triliun untuk tahun ini per 23 Februari. “Di antaranya sekitar Rp 47 triliun untuk biaya kesehatan itu belum direalisasikan tahun lalu dan kami juga sudah sepakat dengan Menteri Keuangan untuk mendanai vaksinasi,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.
Terakhir yaitu Bank Indonesia menurunkan kebijakan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor serta properti menjadi 0 persen. (kmb/balipost)
Credit: Source link