SEJAK menikah dengan Vicky Kharisma, aktris Acha Septriasa memilih untuk menetap di Australia. Meski begitu, ibu satu anak itu tidak meninggalkan panggung hiburan tanah air yang telah membesarkan namanya. Acha masih berperan dalam sejumlah film. Terbaru, dia membintangi film horor Mumun yang merupakan adaptasi dari sinetron Jadi Pocong (2002).
—
Dalam Mumun, Acha dilibatkan untuk tiga karakter sekaligus. Yaitu, Mumun, Mimin, dan pocong Mumun. Pada malam gala premiere Kamis (25/8), Acha bercerita mengenai segala hal yang dialaminya selama proses syuting. Mulai sensasi mengenakan kostum pocong dan make-up prostetik sampai melihat makhluk halus saat syuting di daerah Kranggan, Cibubur.
Memerankan tiga karakter sekaligus, kesulitan seperti apa yang Acha hadapi?
Dialek Betawi-nya Mimin dan Mumun sih. Beda banget soalnya. Kalau si Mimin kan udah kerja di kota atau lebih ke daerah tengah, jadi lebih ke akhiran ”e” gitu Betawi-nya. Nah, sedangkan Mumun Betawi pinggiran, jadi lebih ke akhiran ”a”, sama kayak Bang Mandra.
Capeknya pasti berkali-kali lipat. Sempat merasa jenuh, nggak?
Memang bikin stres. Pernah ada di satu titik aku merasa capek fisik sekaligus mental karena harus berakting tiga orang dalam sehari. Bahkan, sampai bilang ke Dimas Aditya (lawan main Acha, Red) kalau aku kayaknya udah nggak kuat lagi. Kami tuh syuting film ini benar-benar 20 jam sehari.
Apa yang menjadi motivasi Acha sampai akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini?
Ya akhirnya inget sama anak juga kan. Akhirnya bangkit lagi, mulai menyelesaikan lagi.
Setelah syuting selesai, Acha puas nggak dengan akting tiga karakter yang diperankan?
Kalau akting berhadapan dengan diri sendiri agak aneh gitu ya. Tapi, ternyata pas sudah tayang, ada tiga karakter diri sendiri itu luar biasa. Lumayan terpuaskan.
Pemeran Mumun dan Mimin terdahulu, Eddies Adelia, juga dilibatkan di versi filmnya. Kalian sempat sharing nggak ketika tahap reading?
Nggak. Kami baru ketemu di lokasi syuting. Jadi, riset yang kami lakuin bersama itu pas detik-detik menjelang take syuting aja.
Sempat nonton versi sinetronnya?
Oh iya. Makanya film ini bisa membuat orang bernostalgia. Aku sebagai penonton juga merasa senang karena sinetronnya di-remake menjadi film ini. Luar biasa beda. Penantian aku cukup terpuaskan kalau misalnya inget-inget karakter pocong di film Mumun ini.
Pakai kostum pocong, bagaimana sensasinya?
Ya, jadi sering diledekin sama anak-anak art. Kata mereka, baju barunya udah dicobain belum? Aku kira baju apa kan. Eh, ternyata kostum pocong. Sebetulnya, itu ada ritsletingnya loh di belakang. Hahaha…
Ketika lagi proses syuting dan jadi pocong, pernah lihat ”kembaran’’?
Pernah. Waktu itu aku stay di lokasi syuting seharian. Sekitar jam 04.30 pagi, aku lagi didandani jadi pocong Mumun dan cuma bisa lihat ke depan dan atas. Ada sesuatu di atas genting (rumah Mumun, Red). Bentuknya tinggi, panjang, putih. Karena penasaran, aku benar-benar merhatiin banget. Ternyata, memang ada penampakan seperti aku.
Lalu, apa reaksi Acha?
Terus aku panggil asisten sutradara, aku tanya, ’Itu benar enggak sih? Coba kamu lihat di atas sana’. Terus si asisten sutradara bilang, ’Kakak, banyak-banyak istigfar ya.’ Aku pastiin lagi, nanya apa dia benar-benar lihat dan dia jawab iya. Oh berarti aku nggak salah lihat. Ya udah, aku doa saja.
Credit: Source link