Sunday, April 2, 2023
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
No Result
View All Result

Agresif Saham sampai Kuartal I, lalu Alihkan ke Pendapatan Tetap

January 1, 2023
in Ekonomi
Reading Time: 4 mins read
A A
Agresif Saham sampai Kuartal I, lalu Alihkan ke Pendapatan Tetap
1
SHARES
2
VIEWS
ShareShareShareShareShare
ADVERTISEMENT

Berbagai sentimen dari internal maupun eksternal membuat kondisi perekonomian naik turun sepanjang 2022. Investor reksa dana disarankan untuk berhati-hati pada 2023, terutama yang agresif pada saham. Pahami dulu garis besar sentimen global, baru kemudian memutuskan teknis dan strategi.

—

CERTIFIED Financial Planner Sahamology Gembong Suwito menuturkan, ketika membahas investasi reksa dana, harus memahami perekonomian secara global dulu. Sebab, di dalamnya berisi tiga instrumen. Yakni, pasar uang, obligasi, dan saham.

Gembong menyebutkan, kondisi pasar sepanjang 2022 terbilang menantang. Banyak fenomena yang unpredictable. Sebagaimana perang Rusia dan Ukraina yang menimbulkan kenaikan harga energi. Imbasnya, inflasi menjadi tinggi, khususnya di negara maju, sehingga mengerek suku bunga acuan bank sentral.

Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) sudah menaikkan suku bunganya dari 0–0,25 persen menjadi 4,25–4,5 persen sepanjang 2022. Sikap hawkish itu mengubah tatanan perekonomian dunia.

Dengan begitu, kata Gembong, ada lima hal yang perlu diwaspadai dalam menentukan berinvestasi di reksa dana pada 2023. Di antaranya, keputusan The Fed yang akan agresif menaikkan suku bunga acuannya. ’’Diprediksi dua kali lagi. Itu terjadi pada kuartal I. Mungkin di 5–5,25 persen. Itu puncaknya,’’ ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos, Jumat (30/12).

Kemudian, tren inflasi negara-negara maju yang mulai melandai menjadi perhatian. Di AS, tren kenaikan harga barang dan jasa terus menurun sejak Juni lalu. Yakni, 9,1 menjadi 7,1 persen pada November 2022. Dengan demikian, ada kemungkinan The Fed bakal mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya.

Kenaikan suku bunga acuan yang agresif bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kemungkinan pada 2023, sekitar 90 persen kawasan Eropa dan Inggris diperkirakan resesi. Sementara itu, AS mengalami resesi pada kuartal II atau kuartal III. ’’Jadi, kita berusaha realistis bahwa 2023 bakal lebih menantang dari tahun sebelumnya,’’ terang pria asal Surabaya itu.

Gembong menambahkan, faktor geopolitik masih tidak bisa diprediksi. Konflik Rusia dan Ukraina belum ketahuan ujungnya sampai sekarang. Bahkan, konflik regional seperti Tiongkok dan Taiwan maupun Korea Utara dan Korea Selatan kemungkinan masih bergejolak.

Selain itu, perhatian terakhir tertuju pada pelemahan mata uang dolar AS (USD). Sebab, sepanjang 2022 menjadi momentum penguatan USD. Semua mata uang di dunia melemah terhadap mata uang Negeri Paman Sam itu. ’’Ini anomali,’’ ujarnya.

Berdasar sejumlah indikator itu, reksa dana dengan basis pasar uang seharusnya mengalami kenaikan pada 2023. Sejalan dengan terkereknya bunga deposito. Ditambah, kenaikan suku bunga acuan mulai terbatas.

’’Reksa dana pasar uang yang tahun lalu memberikan return di bawah 2–2,5 persen rata-ratanya, tahun ini diperkirakan bisa naik 3–5 persen. Ini instrumen dengan risiko paling rendah,’’ jelas Gembong.

Untuk obligasi, lanjut dia, ada dua strateginya. Kalau pendapatan tetap yang isinya dominan obligasi negara, 2023 menjadi tahun rebound. Berkisar 7 sampai 9 persen. Sejalan dengan prediksi kenaikan suku bunga acuan yang terbatas, membuat imbal hasil obligasi semakin menarik. Sebab, selama 2022, kondisi pasar obligasi terkoreksi cukup dalam secara global.

Sementara itu, obligasi swasta masih tetap stabil. Yang penting melihat track record dari penerbit dan pengelolaan manajer investasinya. Dengan demikian, return yang dihasilkan 6–8 persen.

Sementara itu, reksa dana saham dan campuran berbasis ekuitas bakal semakin menantang. Menilik indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun lalu hanya tumbuh 4,09 persen year-to-date (YtD). Lebih rendah ketimbang kinerja IHSG hingga akhir 2021 yang mampu naik 10 persen YtD.

’’Selama 20 tahun pada setiap Desember yang biasanya window dressing, itu nggak ada tahun ini. Bahkan minus 2,4 persen,’’ ucap Gembong.

Koreksi tersebut dipengaruhi net sell investor asing dalam sebulan terakhir. Yakni, sebanyak Rp 17 triliun. Ditambah sejumlah kasus yang mendera emiten di sektor teknologi. ’’Itu menjadi pemberat indeks. Sebab, menarik kinerja emiten lain yang terkorelasi,’’ tambahnya.

Dengan demikian, masyarakat harus selektif dalam memilih reksa dana. Kalau basisnya indeks seperti LQ45 dan IDX30, perlu hati-hati. Diperkirakan, kenaikannya tidak akan sampai 10 persen pada 2023. Sementara itu, yang dikelola manajer investasi dengan aktif, bergantung sektoralnya. Emiten perbankan, konsumer, dan metal masih bisa diandalkan.

’’Cuma, targetnya 2023, IHSG harus mampu break-high di 7.350. Setelah itu, baru bicara 7.600. Jika melihat level sekarang (6.850,619), butuh minimal 10–12 persen kinerjanya di 2023. Tapi, sepertinya berat,’’ urainya.

Gembong mengimbau agar investor mengembangkan aset alokasi. Memecah produk dengan fungsi yang berbeda. Likuiditas berarti reksa dana pasar uang. Stabilitas adalah pendapatan tetap yang menarik tahun ini. Karena suku bunga kenaikannya terbatas, bahkan cenderung turun. Itu perlu dikuatkan.

Reksa dana saham boleh agresif sampai kuartal I 2023. Setelah itu, dialihkan ke pendapatan tetap atau pasar uang. Apalagi, inflow investor asing yang masuk ke Indonesia tidak akan sekencang pada 2022.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menyatakan, kinerja reksa dana masih mengalami penurunan. Penyebabnya beberapa faktor. Terutama terkait kebijakan shifting unit link ke instrumen keuangan lain di luar reksa dana.

Sampai dengan 27 Desember 2022, total nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana minus 12,58 persen YtD. Dari Rp 578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp 505,69 triliun.

Jumlah produk per 28 Desember 2022 turut merosot. Turun 2,5 persen menjadi 2.143 produk dari sebelumnya 2.198 produk pada 30 Desember 2021. ’’Penurunan NAB tentu juga berdampak pada nilai keseluruhan dari asset under management (AUM) per 27 Desember 2022 tercatat turun 2,49 persen dari sebelumnya sebesar Rp 850,73 triliun menjadi Rp 829,56 triliun,’’ paparnya.


Credit: Source link

ShareTweetSendSharePin
Previous Post

Oknum Polisi Tembak Mati DPO di Mutasi Secara Demosi Lima Tahun

Next Post

OJK Harus Siap Jadi Lembaga Tunggal Penyidikan Pidana Jasa Keuangan

Related Posts

Revitalisasi Pasar Kumbasari Kembali Dilakukan, Puluhan Pedagang akan Kena Imbas
Ekonomi

Revitalisasi Pasar Kumbasari Kembali Dilakukan, Puluhan Pedagang akan Kena Imbas

April 1, 2023
Sejumlah Kios di Anjungan Penelokan Masih Kosong
Ekonomi

Sejumlah Kios di Anjungan Penelokan Masih Kosong

April 1, 2023
Aturan Pajak Kripto Disahkan, Aspakrindo Cemas Investor Kabur
Ekonomi

Bappebti Bakal Rilis Koin Kripto Baru

March 31, 2023
Next Post
OJK Harus Siap Jadi Lembaga Tunggal Penyidikan Pidana Jasa Keuangan

OJK Harus Siap Jadi Lembaga Tunggal Penyidikan Pidana Jasa Keuangan

Sridevi, Termuda Juara 1 Dangdut Academy 5

Sridevi, Termuda Juara 1 Dangdut Academy 5

Kasus COVID-19 Harian Nasional Masih di Tiga Ratusan Orang

Nasional Masih Catat Tambahan Kasus COVID-19 di Bawah 500 Orang

Drawing Piala Dunia U-20 Batal di Bali

Drawing Piala Dunia U-20 Batal di Bali

March 26, 2023
Kebutuhan Meningkat, Dispertan Badung Panen Cabai di Subak Perang

Kebutuhan Meningkat, Dispertan Badung Panen Cabai di Subak Perang

March 29, 2023
Luncurkan “X-in-1”, Nissan ingin EV 30 persen lebih murah 2026

Luncurkan “X-in-1”, Nissan ingin EV 30 persen lebih murah 2026

April 1, 2023
Iko Anti Mengeluh, Paula Selalu Antusias

Iko Anti Mengeluh, Paula Selalu Antusias

March 26, 2023
Kebakaran MT Kristin, Jasad ABK Terindentifikasi

Kebakaran MT Kristin, Jasad ABK Terindentifikasi

March 27, 2023
Brie Larson Terinspirasi Anak Vin Diesel untuk Peran di Fast X

Brie Larson Terinspirasi Anak Vin Diesel untuk Peran di Fast X

March 27, 2023
Budidaya Tembakau Virginia di Buleleng Punah

Budidaya Tembakau Virginia di Buleleng Punah

March 27, 2023
Disdukcapil Badung Dorong Semua Desa Jadi Desa Cerdas

Disdukcapil Badung Dorong Semua Desa Jadi Desa Cerdas

March 8, 2023
Istri Gemar Flexing, Muhammad Rizky Alamsyah Dinonaktifkan-Diperiksa

Istri Gemar Flexing, Muhammad Rizky Alamsyah Dinonaktifkan-Diperiksa

March 27, 2023
Polri Serahkan Korban Plumpang Untuk Dimakamkan Keluarga

Polri Serahkan Korban Plumpang Untuk Dimakamkan Keluarga

March 9, 2023
Film Nasional Melangkah Maju | BALIPOST.com

Film Nasional Melangkah Maju | BALIPOST.com

March 30, 2023
Soal Penegakan Hukum, Kejagung Kini Jadi Panglima

Burhan Sebut Vonis Sambo Picu Kepercayaan Terhadap Kepolisian Naik

March 26, 2023
Andalan News – Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral

This is an online news portal that aims to share the latest news updates about economy, tech, entertainment, lifestyle, automotive and much more stuff like that. Feel free to get in touch with us!

Recent News

  • Ledakan dan Kebakaran Terjadi di Kilang Pertamina Dumai
  • GM akan hapus Apple CarPlay dan Android Auto di kendaraan listrik
  • Chery janjikan bawa kendaraan ramah lingkungan di pameran GIIAS 2023

Popular Links

  • Rekomendasi Paper Bag
  • Paper Bowl Berkualitas
  • Jual Paper Lunch Box
  • Sepatu Safety Berkualitas
  • Jual Kacamata Safety
  • Rekomendasi Masker N95
  • Slot Deposit Pulsa Disini | Game Slot Deposit Pulsa 10rb Tanpa Potongan | Slot Depo Pulsa Tanpa Potongan | Slot Pulsa

Subscribe Now

Loading
  • Contact Us
  • Privacy Policy

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!