Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi (Foto: Majid Hagdoist)
Teheran, Jurnas.com – Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Seyyed Abbas Araqchi, mengatakan, Iran tidak akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), kecuali Washington kembali pada kesepakatan nuklir multilateral 2015, yang dikenal JCPOA.
“Kami hanya berbicara dengan negara-negara Eropa mengenai 11 tuntutan spesifik kami berdasarkan JCPOA dan kami tidak akan bernegosiasi dengan AS,” kata Araqchi, Rabu (28/9).
Ia menambahkan, tidak ada negara akan menerima untuk melakukan negosiasi sementara berada di bawah tekanan maksimum. Hal itu sama saja menyerah.
Araqchu juga menegaskan, pertemuan dengan AS dalam kerangka JCPOA hanya akan terwujud seandainya Washington mencabut semua sanksi terhadap Iran.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani menolak permintaan Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, dengan dalih Washington akan mencabut semua sanksi jika keduanya bertemu.
Lebih lanjut Araqchi mencatat, Iran menerima undangan Perancis untuk pergi ke kota Biarritz mengadakan pertemuan puncak G7 baru-baru ini dengan syarat tidak boleh ada pembicaraan atau pertemuan, bahkan yang tidak disengaja, dengan delegasi AS.
Ia memperingatkan. jika Eropa gagal untuk sepenuhnya memenuhi komitmen mereka berdasarkan perjanjian nuklir, Teheran nembak akabln mengurangi kewajiban JCPOA-nya yang ketiga.
Sejak Mei, Iran sudah menangguhkan beberapa komitmennya di bawah JCPOA, yang diraih antara negara itu dan kelompok negara-negara P5 +1, AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, ditambah Jerman di Wina pada 2015.
Teheran telah mendukung komitmen nuklirnya dua kali sesuai dengan pasal 26 dan 36 dari perjanjian itu.
Iran mengatakan, keputusan itu dapat dengan mudah dicabut begitu Eropa menemukan cara praktis untuk melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS sepihak yang diberlakukan tahun lalu saat Trump menarik diri dari perjanjian itu.
Sejauh ini, negara Eropa gagal menegakkan komitmen mereka. Mereka telah menyatakan dukungan vokal untuk kesepakatan tersebut tetapi gagal memberikan insentif ekonomi yang berarti seperti yang dipersyaratkan dalam perjanjian nuklir.
Eropa melewatkan tenggat 60 hari yang ditetapkan Teheran. Hal itulah yang mendorong Iran untuk melanjutkan pemotong komitmen keduanya pada 7 Juli.
Sebagai langkah pertama, Iran meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya hingga melebihi 300 kilogram yang ditetapkan JCPOA.
Pada langkah kedua, Teheran mulai memperkaya uranium dengan tingkat kemurnian di luar batas JCPOA sebesar 3,76 persen.
Iran memperingatkan, pihaknya mungkin mendorong maju dengan pengayaan uranium 20 persen dan melanjutkan kegiatan sebelumnya di reaktor nuklir air berat Arak dalam penahanan komitmen nuklir ketiga.
TAGS : Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Seyyed Abbas Araqchi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/58366/AS-Mesti-Kembali-ke-JCPOA-jika-Ingin-Dialog-dengan-Iran/