JawaPos.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berdialog dengan 170 mahasiswa perwakilan dari 34 provinsi. Dirinya pun memberikan kesempatan kepada perwakilan mahasiswa menyampaikan masukan, kritik, maupun apresiasi terhadap program dan kebijakan Merdeka Belajar, khususnya Kampus Merdeka.
“Kita menyadari, karena ini baru yang pertama kalinya, masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami membutuhkan banyak masukan dari teman-teman. Yang sudah jelas, kami di Kementerian harus meningkatkan efektivitas dari sistem informasi,” ungkap dia dalam acara Dialog dan Deklarasi Mahasiswa Merdeka dikutip, Jumat (29/10).
Dika, Mahasiswa peserta dialog asal Universitas Dhyana Pura, Bali mengutarakan idenya terkait pendanaan di desa untuk membantu perekonomian dan pengembangan produk-produk yang ada di masyarakat. Menurutnya, saat ini masih banyak dana yang belum bisa dijangkau untuk meningkatkan kualitas desa itu sendiri.
Menjawab hal ini, Menteri Nadiem mengatakan kepada para mahasiswa yang hadir, jika memiliki ide-ide terkait proyek di luar kampus yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya untuk mengumpulkan proposal dan mengajukan kepada pimpinan perguruan tinggi.
“Saya sangat setuju dengan pemikiran jangka panjang yang telah disampaikan. Di sinilah peran kita, kita harus bergotong royong untuk suatu hal yang positif bagi lingkungan,” jelasnya.
Lalu, Aji Agung Pangalih dari Universitas Teknokrat Indonesia, Lampung bertanya kepada Mas Menteri terkait mekanisme pendidikan karakter yang harus diterapkan, khususnya di masa pandemi. Menurutnya, saat ini terdapat suatu daerah di Lampung yang mengutamakan pendidikan karakter dibandingkan pendidikan akademik, karena kekhawatiran terjadinya kemerosotan karakter generasi muda akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui gawai.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link