TABANAN, BALIPOST.com – Kabupaten Tabanan memiliki beragam potensi wisata yang luar biasa. Tidak hanya tiga objek wisata yang sudah memiliki nama besar di kancah internasional seperti DTW Tanah Lot, DTW Ulundanu Beratan dan DTW Jatiluwih, namun potensi wisata perkebunan juga menjadi pilihan bagi wisatawan. Salah satunya potensi perkebunan salak madu di Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat.
Memiliki 133 desa tersebar di sepuluh kecamatan, Kabupaten Tabanan tentunya banyak memiliki beragam potensi wisata. Dengan keberadaan alam pertanian dan perkebunan yang indah, kini sejumlah desa pun berlomba-lomba melakukan inovasi untuk meningkatkan wilayahnya. Salah satunya di Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat yang dikenal dengan potensi salak madu.
Menariknya, potensi tersebut telah dijadikan agrowisata, dimana masyarakat atau pengunjung yang datang bisa petik buah langsung dari pohonnya.
Kebun Agrowisata Petik Buah Salak Madu yang unik ini milik I Nyoman Sada Adi Astawa. Wisata petik buah yang dibuat ini, pengunjung yang hendak makan ditempat buah salak usai dipetik digratiskan. Bahkan pengunjung bisa makan sepuasnya.
Sejatinya Adi mulai menjadi petani buah salak di 2008. Dia mengembangkan tanaman ini di lahan seluas 3 hektar dengan jumlah 10.000 pohon salak madu.
Pengembangan agrowisata petik buah salak langsung makan di tempat ini memang cita-citanya karena ingin meniru agrowisata petik buah apel di malang. Agrowisata ini merupakan salah satu keunggulan potensial di bidang pertanian yang khas milik Desa Mundeh Kauh, dimana mayoritas masyarakat bergelut di bidang pertanian.
Bahkan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya beserta jajarannya sempat melihat langsung keberadaan agrowisata ini dalam agenda kerja berkantor di desa di akhir 2023.
Potensi Agrowisata Petik Salak Madu, menurutnya menjadi daya tarik unik yang harus dikelola, dinarasikan dan dipasarkan dengan baik ke masyarakat.
Kerja kolaborasi, bekerja sama dengan petani, perusda dan pemerintah dalam segmen pemasaran, hal ini yang sedang diformulasikan.
Maka tidak salah Pemerintah Kabupaten Tabanan, membuat sebuah regulasi, Perda Desa Presisi. Desa Presisi terbentuk dengan bagaimana menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Sementara itu, Perbekel Mundeh Kauh, I Nyoman Giri Artawan mengatakan Desa Mundeh Kauh memang memiliki potensi desa khususnya di bidang pertanian, dan perkebunan buah-buahan. Populasi salak yang ada di kebun kurang lebih 10 ribu pohon dan sedangkan untuk hasil per-tahun, dari 1 hektar kebun Agrowisata menghasilkan kurang lebih 5 ton salak madu.
Apalagi salak yang ditanam ini pemeliharaannya menggunakan sistem organik. Hanya ranting pohon ataupun limbah buah salak yang dijadikan pupuk.
Sehingga salaknya tersebut berbuah sepanjang tahun. Kalau produksi per hektar per tahun itu sampai diangkat 5 ton. Jadi berbuahnya bisa dikatakan sepanjang masa. (Puspawati/balipost)
Credit: Source link