JawaPos.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta para pelaku industri memperkuat sektor manufaktur nasional lewat inovasi. Tentunya melalui riset dan pengembangan (risbang). Sebab, indeks daya saing inovasi Indonesia masih berada di peringkat ke-85 dari 131 negara.
“Di samping faktor pendidikan, research and development masih menjadi penghambat kita untuk menjadi negara yang inovatif,” beber Bambang dalam webinar Achieving Intelligent Manufacturing with Industrial pada Sabtu malam (3/10).
Menurut dia, kunci keberhasilan transformasi digital industri manufaktur di Indonesia adalah sumber daya manusia.
Berdasar penelitian Brookings Institution di Amerika Serikat (AS), area yang paling rentan terhadap resesi ekonomi adalah yang bergantung pada industri minyak, gas, dan pariwisata. Sementara itu, kota yang paling aman dari resesi adalah yang bergantung pada industri manufaktur dan agrikultur.
Di Indonesia, sektor manufaktur drop sejak Maret. Sebab, daya beli konsumen merosot tajam. Kondisi itu semakin diperparah beban pemasukan impor. Karena itu, menurut Bambang, manufaktur perlu ditingkatkan secara signifikan dari sisi daya saing.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyatakan bahwa PMI turun akibat pelaku usaha melihat pasar yang masih lemah dalam jangka pendek. Sebab, bukan hanya PSBB, melainkan juga lemahnya pemulihan kepercayaan dari pasar domestik.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (agf/han/c12/hep)
Credit: Source link