YOGYA, KRjogja.com – Nilai ekspor DIY secara kumulatif Januari–November 2021 mencapai USD 492,9 juta atau naik 39,55 persen dibanding periode yang sama pada 2020 berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY. Meski ekspor meningkat, tetapi eksportir di DIY belum bisa bernafas lega dikarenakan mahalnya biaya pengiriman barang atau logistik terutama dengan kontainer via jalur laut sejak pandemi Covid-19. Untuk itu, eksportir melakukan terobosan pengiriman via angkutan udara dan menyasar negara-negara tetangga seperti Australia dan Asia.
Direktur Dekor Asia Jayakarya Bambang Wijaya mengaku pihaknya bersama para UKM di Bantul mulai melakukan terobosan-terobosan guna mengakali biaya pengiriman yang tinggi ini dengan menggunakan angkutan udara. Nilai ekspor melalui penerbangan mengalami kenaikan seiring banyaknya pesanan dari pasar retail global. Selain itu, untuk mengakali biaya pengiriman ke negara Eropa dan Amerika tinggi, maka para pelaku UKM setempat mulai merambah penjualan ke negara terdekat.
“Kita meningkatkan aktivitas digital marketing dan kalau kontainer via laut sulit, maka kita banyak ekspor melalui udara. Pemasaran difokuskan Konsentrasi marketing ke negara-negara terdekat seperti Australia dan Asia. Jadi kita menyerah ketika kontainer mahal, kita cari solusi pengiriman udara maupun ke negara-negara terdekat untuk ekspor,” tuturnya di Yogyakarta, Selasa (4/1/2022).
Bambang mengatakan momentum akhir tahun lalu merupakan high season sehingga mengakibatkan harga pengiriman semakin tinggi. Maka banyak buyer yang menunda pengiriman barangnya dan tidak membatalkan pesanan mereka.
“Pesanan dari buyer tidak kurang tetapi hanya dihadapkan shipping cost yang tinggi. Oleh karena itu, mereka memilih menunda pengiriman dan tidak membatalkan pesanan,” tandasnya.
Credit: Source link