JawaPos.com – Sutradara Fajar Nugros mengungkap ide awal terciptanya film Inang yakni berdasarkan pengalaman melihat perempuan hamil di KRL Commuter Line sepanjang perjalanannya dari kawasan BSD City, Tangerang Selatan, menuju Jakarta dan sebaliknya.
“Saya suka lihat mbak-mbak atau ibu-ibu yang hamil bersusah payah. Kadang saya berpikir ini lakinya ke mana. Kok dia kayak kepayahan,” kata Fajar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/10).
Fajar lalu mengaitkan apa yang dia lihat dengan pertanyaan tentang bagaimana kota besar memperlakukan para wanita ini apakah di sana sudah ramah terhadap perempuan. “Dan berkembang menjadi sebuah cerita,” ujar Fajar mengenai film horor thriller pertamanya itu.
Dalam film Inang digambarkan mengenai salah satu ritual di Jawa yakni Rebo Wekasan atau merupakan hari Rabu terakhir di bulan Sapar pada Kalender Hijriah. Hal ini masih terkait dengan fenomena wanita hamil yang Fajar lihat di KRL kemudian dia tambahkan pengalamannya sebagai orang Jawa yang kental dengan tradisi selametan.
“Saya selalu dekat dengan banyak selametan, saya orang Jawa. Dikit-dikit selametan. Itu menempel sampai saya besar. Ketika melihat mbak-mbak itu saya berpikir kita yang enggak lahir di hari sial saja selametan supaya kita selamat,” tutur Fajar.
Bagi Fajar, Inang dalam film ini tak lain induk yang ingin melakukan yang terbaik untuk orang terkasih seperti halnya orangtua.
“Kita tidak tahu apa yang mereka lakukan, hal paling buruk apa yang mereka lakukan supaya kita bisa dalam keadaan sehat,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Head of IDN Pictures & Produser film Inang, Susanti Dewi mengatakan film berpusat pada perjuangan tokoh Wulan (diperankan Naysila Mirdad) agar bertahan hidup di Kota Jakarta yang keras. Menurut dia, sebagian orang mungkin terhubung dengan kisah dan pengalaman hidup tokoh Wulan ini.
Film Inang dijadwalkan akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia pada 13 Oktober 2022. Film ini juga dibintangi oleh Lydia Kandou, Dimas Anggara, Rukman Rosadi, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Pritt Timothy, Emil Kusumo, dan lainnya.
Credit: Source link