JawaPos.com – Animo masyarakat untuk menikmati konser musik demikian besar. Menariknya, bukan hanya tiket konser dari penyanyi luar negeri saja yang diburu. Tiket konser dari grup band Dewa 19, Sheila on 7, dan Ungu bahkan ludes terjual habis hanya dalam hitungan menit.
Tiket konser Dewa 19, yang harusnya digelar di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu, 12 November 2022 dan kemudian ditunda ke tanggal 4 Februari 2023, berhasil terjual sebanyak 63 ribu dalam waktu 15 menit.
Selain Dewa 19, tiket konser Sheila on 7 di JIExpo Kemayoran Jakarta pada 28 Januari 2023 juga habis terjual hanya dalam waktu sekitar 30 menit saja.
Demikian juga konser grup band Ungu di Kuala Lumpur, Malaysia, yang seharusnya dilaksanakan pada Sabtu, 19 November 2022 tapi ditunda karena pemilu di sana dimajukan. Penjualan tiketnya habis hanya dalam 2 jam. Tingginya peminat membuat konser Ungu di Malaysia kemudian ditambah jadi 2 hari pada 26 dan 28 Desember 2022.
Pengamat musik Stanley Tulung melihat animo yang demikian besar dari para penikmat musik akan konser dari grup musik yang sudah berusia matang merupakan suatu kebahagiaan dan pancapaian yang harus disyukuri.
“Itu berarti apresiasi untuk musik membaik,” kata Stanley Tulung kepada JawaPos.com, Jumat (11/11).
Antusiasme besar ini kemungkinan terjadi setelah 2 tahun belakangan nyaris tidak ada konser offline akibat pandemi Covid-19 melanda. Ketika konser kembali digelar, kerindungan akan konser bisa langsung dilampiaskan banyak orang dengan memburu tiket konser dari grup musik idola.
“Kerinduan pasti ya. Karena tahun ini pandemi. Yang biasanya nonton tiba-tiba nggak bisa nonton secara langsung. Karena pandemi mulai terkendali, makanya banyak acara musik dan naik lagi,” kata Rowman, salah satu personel grup band Ungu.
Yang membuat Rowman juga cukup surprise, masyarakat memburu acara musik dengan cara membayar tiket, bukan yang gratisan. Ini membuatnya semakin bangga sebagai salah satu musisi.
Rowman juga menyoroti masalah perizinan untuk gelaran konser yang sempat cukup sulit keluar dari pihak kepolisian karena sangat berhati-hati dan mengantisipasi terjadinya insiden seperti di Kajuruhan dan festival Berdendang Bergoyang.
Menurut Rowman, harus ada aturan yang jelas dalam pertunjukan acara musik sehingga pihak promotor dan penyelenggara acara bisa mematuhinya dengan baik.
“Semuanya harus benar-benar matang dari sisi tempat, masalah keamanan, dan lain-lain. Jangan sampai terlena,” katanya.
Yang tidak kalah penting, kata Rowman, persiapan lebih matang lagi harus dilakukan pihak promotor atau pihak penyelenggara acara musik di hari H. Karena terkadang terjadi hal-hal yang di luar dugaan pada hari pelaksanaan acara.
“Mereka pasti sudah mempersiapkan, tapi hari H kan kadang terjadi hal-hal yang tidak diduga. Tapi kalau sesuai dengan aturan harusnya sih aman,” tandasnya.
Credit: Source link