JawaPos.com – Meninggalnya sastrawan sekigus aktor Remy Sylado meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan sejumlah sahabat. Salah satu yang ikut bersedih atas kepergian pemilik nama lahir Japi Panda Abdiel Tambajong adalah Yose Rizal Manua yang bersahabat dengan almarhum sejak tahun 1972 atau kurang lebih 50 tahun lamanya.
Yose Rizal Manua mengatakan, Remy Sylado menguasai banyak bahasa seperti bahasa Yunani dan Ibrani serta memiliki wawasan luas dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dia pun menyebut almarhum menguasai retorika dan bahasa yang langka.
“Meski pun beragama Kristen Katolik, dia fasih membaca tulisan Arab gundul dan khatam Alqur’an di usia 14 tahun. Bagiku dia adalah kamus berjalan. Kalau kita bertanya, sepertinya hampir tidak ada yang tidak dia ketahui,” kata Yose Rizal Manua kepada JawaPos.com, Selasa (13/2).
Dia juga menyatakan, mendiang Remy Sylado memiliki kealian di bidang seni lukis. Yang juga membuat dirinya terpukau, almarhum yang meninggal di usia 77 tahun memiliki kemampuan di bidang seni kaligrafi Arab yang sangat memesona.
“Dia bisa menulis indah. Tidak hanya dari kanan ke kiri, tapi juga dari kiri ke kanan,” tuturnya.
Dia juga mengenang, dalam sejumlah pementasan atau penulisan puisi atau sejenisnya, Remy Sylado hadir tidak dengan jalan yang konvensional. Dia termasuk pendobrak pakem dan berhasil menghadirkan kebaruan yang kemudian diikuti oleh generasi penerus.
Menariknya, apa yang dia kerjakan baik dalam hal penulisan ataupun seni pertunjukan selalu dimulai dari proses riset mendalam. “Dengan mengusung hal-hal baru berdasarkan riset yang mendalam tentang berbagai masalah bahasa, seni, dan budaya,” katanya.
Dia menyebut ada banyak buku ditulis oleh Remy Sylado selama hidup. Beberapa di antaranya berjudul Orexas, Gali Lobang Gila Lobang, Siau Ling, Ca-Bau-Kan, Kerudung Merah Kirmizi, Kembang Jepun, Parijs van Java, Menunggu Matahari Melbourne, Sam Po Kong, Puisi Mbeling, Rumahku di Atas Bukit Dramaturgi, 123 Ayat tentang Seni, dan yang lainnya.
Selain itu, Remy Sylado juga meraih sejumlah penghargaan. Misalnya penghargaan Khatulistiwa Literary Award, pemecah rekor karya puisi paling teba ldari Museum Rekor Indonesia (MURI), piagam apresiasi PAPRI Wakil Presiden untuk kritik musik, Braga Award dari Gubernur Jawa Barat untuk bidang teater, penghargaan Tirto Adhi Soerjo, dan yang lainnya.
Remy Sylado lahir di Makassar pada 12 Juli 1945.Dia meninggal pada Senin (12/12) kemarin di usia 77 tahun. Jenazahnya dibaringkan ke dalam peristirahatan terakhir di pemakaman Menteng Pulo Jakarta Selatan tadi siang, Selasa (13/12).
Selama hidup dia merupakan seorang sastrawan, dosen, novelis, penulis, penyanyi, aktor, dan mantan wartawan Indonesia. Kariernya berlangsung lama lebih dari lima dekade. Remy terkenal atas sikap beraninya dalam menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia juga salah satu pelopor penulisan puisi Beling bersama Jeihan dan Abdul Hadi WM.
Sejak aktif berkarir,ada belasan film layar lebar diperankannya dan dia termasuk salah satu aktor paling disegani di generasinya. Beberapa film yang diperankannya yaitu Tinggal Sesaat Lagi, Akibat Kanker Payudara, 2 dari 3 Laki-Laki,Tutur Tinular IV: Mendung Bergulung di Atas Majapahit, Capres (Calo Presiden), dan lain-lain.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Abdul Rahman
Credit: Source link