Struktur Tim 11 versi dokumen aduan masyarakat
Jakarta – Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari mengaku telah dikonfirmasi penyidik KPK terkait keterlibatan tim 11 dalam kasus dugaan penerimaan suap dan gratifikasi yang menjeratnya jadi tersangka. Tak hanya itu, Rita juga dicecar mengenai penggeledahan sejumlah kediaman dan kantor milik personil tim 11.
Hal itu diungkapkan Rita usia menjalani pemeriksaan di gedung, KPK, Jakarta, Kamis (30/11/2017). Rita mengklaim tak paham soal penggeledahan yang menyasar tim 11.
“Nggak ngerti saya. Karena kemarin pas ditanyai siapa tim 11, mungkin yang ini yang disebutkan tim 11,” ungkap Rita sebelum memasuki mobil tahanan KPK.
Informasi yang dihimpun, rumah tim 11 yang telah disatroni tim penyidik KPK beberapa waktu lalu adalah Sarkowi V Zahry, dan Erwinsyah. Rita pun tak menampik keberadaan nama-nama itu.
Dalam tim 11 disebut-sebut salah satu personilnya bernama Muhammad Iskandar. Yang bersangkutan telah tutup usia lantaran menjadi korban jembatan runtuh pada 26 November 2017. “Ada. Ada yang meninggal,” kata Rita.
Rita pun tak membantah mereka yang disebut tergabung dalam tim 11 terdiri dari berbagai latar profesi. Misalnya Sarkowi V Zahry yang merupakan politikus dan menjadi anggota DPRD Kaltim.
“Di Golkar kan. beberapa di Golkar, ada yang kerja, macem-macem,” tutur dia.
Pun demikian, Rita bersikukuh menepis jika Tim 11 yang telah ramai menghiasi pemberitaan dan dalam radar lembaga antikorupsi masuk dalam lingkaran kebijakannya selaku Bupati Kukar. Dia juga mengklaim bahwa mereka yang disebut tim 11 itu tak ikut bermain proyek di Kukar.
“Tapi mereka bukan tim 11 namanya. Ngga-ngga,” tandas Rita.
Seperti diberitakan sebelumnya, KPK sedang mendalami dugaan keterlibatan tim 11 dalam kasus dugaan penerimaan suap dan gratifikasi yang menjerat Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari sebagai tersangka. Tim 11 diduga masuk dalam lingkaran kebijakan Rita selaku Bupati Kukar.
Salah satu upaya pendalaman dilakukan dengan menggeledah sejumlah lokasi pada Rabu (22/11/2017). Dari 11 lokasi yang digeledah, beberapa di antaranya merupakan kediaman atau kantor sejumlah anggota tim 11.
”Lokasi yang digeledah rumah dan kantor milik beberapa orang anggota DPRD yang diduga merupakan tim 11. Kita sedang mendalami itu,” kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah di kantornya, Jakarta, Senin (27/11/2017) malam.
Informasi yang dihimpun, rumah tim 11 yang telah disatroni tim penyidik KPK adalah Sarkowi V Zahry, dan Erwinsyah. Disinggung mengenai detail lokasi penggeledahan itu Febri belum mau membukanya.
“Dimana saja lokasinya dan siapa saja untuk kebutuhan penyidikan belum bisa kami sampaikan,” ujar dia.
Bukan tanpa alasan penggeledahan itu dilakukan terhadap sejumlah personiel tim 11. Sebab, KPK menduga lokasi yang digeledah itu terdapat bukti-bukti terkait kasus yang menjerat Rita.
“Lokasi-lokasi yang kita geledah karena diduga terdapat bukti-bukti di lokasi tersebut yang relevan dengan perkara,” ungkap Febri.
Febri tak membantah dugaan keterlibatan tim 11 itu telah dikantongi pihaknya sejak penyelidikan dan penyidikan. Hingga kini, pendalaman terus diintensifkan.
“Informasi itu kita dapatkan dari pengembangan di penyelidikan dan penyidikan, tentu itu perlu kita verifikasi lebih lanjut perlu kita cek meskipun secara formil (tim 11) dalam artian rencana prosesnya dibuat apa (akta) dan atau sejenisnya tentu bukan seperti itu, ini lebih pada sebutan atau orang-orang tertentu yang sedang kita dalami dan kita klarifikasi peran dan pengetahuannya dalam kasus ini,” kata Febri.
Dari penggeledahan itu, tim berhasil mengamankan sejumlah dokumen penting terkiat kasus yang menjerat Rita. Febri memastikan, sejumlah temuan yang telah didapat terus didalami dan dikembangkan.
“Pemeriksaan-pemeriksana atau penggeledahan kita lakukan untuk menguatkan atau semakin memperkuat bukti yang sudah ada karena kami tentu harus cari bukti penerimaan gratifikasi pengaruh pihak-pihak tertentu atau bukti-bukti lain,” terang Febri.
Lembaga antikorupsi mengisyaratkan bakal menjerat pihak-pihak lain yang terlibat dan diuntungkan dari korupsi Bupati Kukar tersebut. Pun termasuk sejumlah `pasukan` tim 11 yang dikomandoi oleh tersangka Khairudin.
“Pengembangan perkara itu berlaku sama untuk seluruh kasus ya, sepanjang ada bukti yang mengarah kesana,” tandas Febri.
Oleh KPK, Rita diketahui dijerat sebagai tersangka dengan dua sangkaan. Yakni dugaan penerimaan gratifikasi dan suap.
Dalam kasus suap, Rita diduga menerima uang suap dari Dirut PT SGP sebesar Rp 6 miliar. Suap tersebut dimaksudkan untuk memuluskan pemberian izin lokasi untuk keperluan inti plasma Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Kupang Baru. Suap tersebut terjadi sekira Juli dan Agustus 2010.
Sementara dalam kasus kedua, Ketua DPD Golkar Kalimantan Timur itu diduga secara bersama-sama dengan Komisaris PT MBB, Khairudin menerima gratifikasi sebesar 775 Dollar Amerika atau setara Rp 6,975 miliar.
TAGS : Rita Widyasari Kutai Kartanegara Tim 11
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25612/KPK-Geledah-Tim-11-Ini-Respon-Bupati-Kutai-Kartanegara/