Misi Dagang Jatim di NTT Hasilkan Transaksi Rp 212,21 Miliar

JawaPos.com – Misi Dagang antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang digelar di Kupang, Senin (26/10/2020), berjalan sukses. Meski digelar di tengah pandemi, program yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini berjalan sukses dengan total transaksi mencapai Rp 212,21 miliar.

Total nilai tersebut merupakan total dari 64 transaksi baik transaksi penjualan maupun transaksi pembelian.

Dengan rincian transaksi penjualan mencapai Rp 140, 758 miliar  yang terdiri 39 total transaksi. Komoditas yang berhasil dijual adalah beras, besi, bibit bawang merah, pupuk organik, bening kentang dan buah mangga.

Sedangkan untuk transaksi pembelian mencapai Rp 71,457 miliar dengan total 25 transaksi. Rincian komoditas yang dibeli dari NTT lebih rincinya yaitu cengkeh, jahe, bawang merah, dan kemiri kulit.

Lantaran diselenggarakan di tengah pandemi, kegiatan misi dagang kali ini digelar dengan ketat menerapkan protokol kesehatan. Mereka diwajibkan menggunakan masker dan tetap menjaga jarak.

Sebagaimana diketahui, di masa pandemi, Gubernur Khofifah sempat meminta agar Misi Dagang tetap digelar namun digelar online. Misi dagang online sempat digelar sebanyak tiga kali, dan secara hibrid (sebagian off line dan sebagian online) sebanyak satu kali.

Namun ternyata penyelenggaraan misi dagang online mengalami banyak kendala, sebagaimana transaksi yang dihasilkan tak sebanyak saat online.

Oleh sebab itu kali ini Gubernur Khofifah secara khusus meminta agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim untuk kembali menggelar Misi Dagang guna mendorong pemulihan ekonomi namun dengan ketat menerapkan protokol kesehatan.

“Alhamdulillah pukul 16.00 WIB tadi transaksi ditutup, dan transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 212,12 miliar,” terang Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan.

Hingga akhir tahun mendatang, Drajat mengatakan bahwa Misi Dagang akan kembali digelar. Dengan sasaran selanjutnya adalah Pontianak dan Papua.

“Tapi ini menunggu arahan ibu gubernur Misi Dagang selanjutnya akan digelar di Pontianak dulu atau di Papua dulu. Namun tujuannya jelas bahwa Misi Dagang ini untuk mendorong pemulihan ekonomi,” tegasnya.

Di sisi lain, saat pembukaan, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa Misi Dagang selain mendorong agar pelaku usaha di dua provinsi saling berdagang, juga mendorong keduanya untuk saling berinvestasi.

Sebab potensi industri maupaun komoditas bahan baku antar kedua daerah Jatim dan NTT dikatakan Emil sangat banyak. “Jadi polanya Misi Dagang ini tidak hanya trade. Tapi investement and trade,” tutur Emil.

Begitu juga dari segi perdagangan dan industri pelayaran. Sampai saat ini Jatim sudah mengirimkan 2.600 ton telur di kawasan NTT, dan semuanya dikirim dari Kabupaten Blitar.

Namun selama ini pengiriman dilakukan dari pelabuhan Perak. Ke depan dengan makin berkembangnya kerjasama antar dua provinsi ini, maka ia berharap agar kelak pengiriman bisa memanfaatkan jalur pelayaran dari kawasan selatan. Bisa memanfaatkan pelabuhan dari Prigi, bersambung ke Banyuwangi dan nanti bisa di NTT.

Sementara itu, selama tahun 2020 ini, atas inisiasi Gubernur Khofifah, Pemprov Jatim telah menggelar sebanyak tujuh kali Misi Dagang antar provinsi.

Pertama Misi Dagang dilakukan di Medan dengan dipimpin oleh Gubernur Khofifah dengan total transaksi Rp 475,5 miliar, kemudian di Riau dengan total transaksi Rp 362,1 miliar, lalu dilanjutkan dengan online tiga kali karena pandemi dengan total transaksi masing-masing Rp 58,6 miliar, Rp 75,2 miliar dan Rp 22,7 miliar.

Serta juga diselenggarakan secara hybrid yaitu online dan offline sebanyak satu kali dengan total transkasi sebanyak Rp 168 miliar. Hingga akhir tahun ini, ditargetkan Misi Dagang akan dilakukan lagi di Pontianak dan juga di Papua.

Di sisi lain Wagub NTT Josef Nae Soi menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Provinsi Jawa Timur. Ia optimistis bahwa kerjasama melalui Misi Dagang ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

“Kami berterima kasih pada ibu gubernur Provinsi Jatim yang telah menggelar Misi Dagang ini. Yang penting hubungan kedua pelaku usaha dari Jatim dan NTT bisa terus berkelanjutan,” kata Josef.

Ia menyebut baik Jatim maupun NTT masing masing daerah punya kekayaan semdiri, intelektual sendiri. “Tapi bagaimana perpaduan ini bisa saling kita kolaborsikan. Tadi dikatakan kita investasi dan trade. Ada barang dari Jatim masuk, dan juga sebaliknya,” tegas Josef.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM


Credit: Source link