JawaPos.com – Bank Indonesia melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) defisit USD 1,8 miliar pada kuartal I 2022, yang di antara penyebabnya adalah defisit pada transaksi modal dan finansial meskipun di sisi lain transaksi berjalan menikmati surplus.
Besaran defisit transaksi modal dan finansial sebesar USD 1,7 miliar pada kuartal I 2022 lebih tinggi dibanding capaian surplus pada neraca transaksi berjalan yang sebesar USD 0,2 miliar, sehingga NPI kembali defisit seperti kuartal IV 2021.
Meski demikian Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam publikasi Laporan NPI di Jakarta, Jumat, menyebut NPI pada kuartal I 2022 tetap baik dan mampu menopang ketahanan eksternal.
Selain itu cadangan devisa pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar USD 139,1 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.
“Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” kata Erwin.
Dalam komponen NPI, neraca transaksi berjalan berlanjut mencetak surplus sebesar USD 0,2 miliar. Surplus pada transaksi berjalan karena meningkatnya nilai ekspor pada neraca perdagangan nonmigas seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi, seperti batu bara dan minyak sawit mentah.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Antara
Credit: Source link