YOGYA, KRJOGJA.com – Meskipun terdampak pandemi Covid-19, hingga saat ini tingkat kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia masih terus meningkat. Salah satu indikatornya dilihat dari jumlah investor pasar modal yang terus meningkat.
“Dilihat dari jumlah Single Investor Identification (SID) per 25 September 2020, mencapai 3,23 juta jumlah totalnya,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Hoesen dalam acara Capital Market Summit and Expo (CMSE) 2020 yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Data tersebut menunjukkan adanya kenaikan 30 persen jika dibandingkan dengan SID per 31 Desember 2019 yang hanya sebesar 2,48juta. Hal tersebut menurut Hoesen dapat membuat kepercayaan publik terhadap Pasar Modal Indonesia dapat meningkat di masa depan.
Ini ditunjang dengan data dari pihak Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyebutkan bahwa jumlah SID investor mencapai 3,28 juta pada akhir September 2020. Pertumbuhan jumlah investor yang terjadi di masa pandemi Covid-19 ini telah berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Seiring dengan pertumbuhan investor pasar modal di Indonesia, investor di DIY juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan, jumlah investor pasar modal tetap mengalami pertumbuhan ditengah diberlakukannya status tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY.
“Di saatpandemi Covid-19 dansaatbeberapasektorekonomiikutterdampak,tapi Alhamdulillah jumlah investor pasar modal di DIY tetapmengalamipertumbuhan,” kata Irfan di Yogyakarta, Rabu (21/10/2020).
Ia menyebutkan total jumlah investor pasar modal di DIY sampai dengan bulan September 2020 tercatat sebanyak 57.968 investor dengan transaksi rata-rata per bulan sebesar Rp1,495 triliun. Meningkat dibandingkan dengan bulan Juli yang mencapai 54.895 investor dan Agustus 2020 yang tercatat 56.113 investor. “Kami optimis meski pandemic pertumbuhan investor pasar modal di DIY dan sekitarnya tetap akan bertumbuh,” katanya.
Irfan melihat bahwa pandemi Covid-19 ini justru membuat masyarakat banyak belajar arti pentingnya mempersiapkan dana darurat dan berinvestasi. “Pandemi seperti saat ini membuat banyak masyarakat yang melakukan kerja dari rumah (WFH), sehingga masyarakat mempunyai banyak waktu untuk belajar berinvestasi khususnya investasi pasar modal secara online,” jelasnya.
Selain itu, Irfan juga mengatakan, animo masyarakat khususnya kalangan milenial di DIY dan sekitarnya yang ingin mengetahui wahana investasi pasar modal juga cukup tinggi. “Program Sekolah Pasar Modal yang kami lakukan secara daring, yang tadinya hanya satu kali sebulan, selama pandemi ini sampai kami lakukan sebanyak 4 sampai 5 kali karena banyaknya permintaan masyarakat,” kata Irfan. (*)
Credit: Source link