Surplus Beras di Maros Diharapkan Bisa Dibawa ke Daerah Lain

JawaPos.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau Panen Raya di Desa Baji Pamai, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada hari ini, Kamis (30/3). Ia berharap, surplus yang dihasilkan Sulsel bisa disuplai ke daerah lain di Indonesia.

“Saya datang ke Kabupaten Maros untuk memastikan bahwa sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai juga apa panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi yang lain yang membutuhkan,” kata Presiden usai peninjauan di Kabupaten Maros.

Jokowi menjelaskan, meskipun sempat terkena banjir, produktivitas pertanian di Maros yang menggunakan bibit padi hibrida Inpari 32 masih cukup tinggi. “Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena kena banjir dua kali, kerendem dua kali, sehingga agak menurunkan produksinya, tetapi 5,5 ton juga sudah hasil yang baik,” jelasnya.

Pemerintah, lanjut Presiden, juga akan terus berupaya untuk mencegah terjadinya banjir yang akan berdampak pada produktivitas pertanian. Sehingga akan ada banyak surplus yang dihasilkan Maros dan bisa dibawa ke daerah lain.

“Iya itu mengendalikan cuaca kan bukan barang yang mudah. Tetapi yang paling penting panen raya di Sulawesi Selatan ini betul-betul nanti bisa mendatangkan surplus yang banyak sehingga bisa dibawa ke provinsi yang lain,” lanjutnya.

Dengan semakin banyaknya suplai beras di masa panen raya ini, Kepala Negara pun mengharapkan agar inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan pangan dapat ditekan. Pasalnya, secara teori jika suplai melimpah maka otomatis harga akan turun.

“Mulai panen, panen, panen, panen, kemudian masuk ke rice mill, kemudian keluar sebagai beras, segera masuk ke pasar. Artinya, kalau suplainya banyak, suplainya melimpah, ya itu sudah otomatis teorinya pasti harga turun. Kalau suplainya kurang, berarti otomatis harga naik,” ujar Jokowi.

Terkait ketersediaan pupuk, Presiden menyampaikan bahwa hal tersebut tengah menjadi kendala di semua negara. Namun, Presiden telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kecukupan suplai pupuk bagi para petani.

“(Masalah) Pupuk di semua negara, problemnya tidak hanya di negara kita, semua negara problem karena Rusia sama Ukraina sebagai produsen pupuk terbesar baru perang. Jadi memang, baik sebagai eksportir pupuk maupun eksportir bahan baku pupuk dari sana, itu yang menjadi problem. Tapi, kemarin rapat terakhir Mentan akan mencarikan solusi,” tutup Presiden.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link