JawaPos.com – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi terus menguat. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI), saat ini rupiah berada di level Rp 14.262 per dolar AS.
“Hari ini, rupiah mungkin bisa menguat ke kisaran 14.230, dengan potensi pelemahan ke kisaran 14.280,” kata Analis pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi oleh JawaPos.com, Rabu (9/6).
Ariston menjabarkan, penguatan rupiah terjadi seiring dengan semakin menurunnya yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun. Saat ini yield tertekan di kisaran 1,53 persen, setelah pada perdagangan sebelumnya bergerak di kisaran 1,57 persen.
Menurutnya, pelaku pasar terlihat masih mengesampingkan kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi di AS yang bisa mengubah kebijakan moneter AS menjadi lebih ketat. “Pasar menantikan data indikator inflasi AS, indeks harga konsumen yang akan dirilis Kamis malam. Hasil data yang menunjukkan kenaikan inflasi, bisa mendorong kenaikan yield AS lagi,” jelasnya.
Sementara, lanjutnya, sentimen penguat dari dalam negeri, hari ini akan dirilis data survei tingkat keyakinan konsumen untuk bulan Mei oleh BI. Data terlihat mengalami tren kenaikan sejak awal tahun ini dan sudah masuk tren optimis (di atas angka 100) sejak bulan April lalu.
“Ini bisa menjadi katalis positif untuk pergerakan rupiah hari ini bila hasilnya menunjukkan kenaikan,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link