JawaPos.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut, cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju sangat mungkin terjadi. Kepala Bidang Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, 23 tahun mendatang mimpi Indonesia menjadi negara maju pada 2045 dapat tercapai.
Febrio memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu membaik bahkan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia menjadi indikator utama. Menurutnya, Indonesia memiliki peluang dan kesempatan untuk menjadi negara maju.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir selalu di atas pertumbuhan ekonomi dunia. Kita ingin pastikan 2022. Tren dan potensi tumbuh di atas pertumbuhan dunia bisa kita lanjutkan lagi,” kata Febrio dalam acara diskusi di Hotel Morrissey Jakarta, Kamis (3/2).
Febrio mengatakan, apalagi Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Presidensi G20 yang akan segera dilakukan. Dalam pertemuan 20 negara dengan pengaruh ekonomi terbesar ini, terdapat misi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
“Jadi, Indonesia jadi negara maju pada 2045 bukan isapan jempol,” ucapnya.
Febrio menjelaskan lebih jauh, berbagai bukti dan faktor pendukung ekonomi Indonesia untuk menjadi negara maju sudah terlihat. Sepanjang masa pandemi, kontraksi terhadap ekonomi Indonesia tidak terlalu dalam jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Bahkan, saat ini ekonomi Indonesia sudah melampaui prapandemi. “Di ASEAN cuma Indonesia dan Vietnam. Malaysia belum, masih di bawah prapandemi, Thailand, Filipina belum. Baru Indonesia yang sudah balik ke PDB di atas 2019,” jelasnya.
Selanjutnya, saat ini Indonesia sedang gencar melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Dalam hal ini, Indonesia tidak lagi mengandalkan bahan mentah hasil alam untuk ekspor, melainkan meningkatkan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
“Dulu CPO ekspor kita lebih besar dari turunannya sekarang terbalik, turunannya kita lebih besar dari CPO-nya. Ke depan makanan sabun harus kita dorong,” sebutnya.
Di sisi lain, kata Febrio, Indonesia mampu melakukan reformasi di bidang ekonomi saat pandemi masih berlangsung. Menurutnya, hal itu merupakan keberanian dalam memanfaatkan situasi.
“Coba lihat di negara dunia yang lagi krisis melakukan reformasi pajak ? Nggak ada. Saat berat kita melakukan reform,” imbuhnya.
Febrio menambahkan, pemerintah akan memanfaatkan pertemuan G20 mendatang untuk memasukkan kepentingan dan misi pemerintah. Selain sebagai perwakilan dari negara berkembang tapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan rakyat.
“Kita punya panggilan konstitusi untuk kepentingan negara konstitusi dan kepentingan semua negara berkembang,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link