JawaPos.com – Harga minyak menetap lebih tinggi pada hari Selasa atau Rabu pagi waktu Indonesia dalam perdagangan yang fluktuatif setelah Tiongkok membukukan data pertumbuhan ekonomi tahunan yang lemah, tetapi mengalahkan prediksi. Hal ini didorong dengan harapan bahwa perubahan kebijakan baru-baru ini soal Covid-19 akan meningkatkan permintaan bahan bakar.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 1,46 atau 1,7 persen menjadi USD 85,92. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) ditutup naik 32 sen atau 0,4 persen pada USD 80,18.
Untuk diketahui, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok meningkat 3 persen pada tahun 2022. Kenaikan itu meleset dari target resmi sekitar 5,5 persen dan menandai kinerja terburuk kedua sejak 1976.
Kendati demikian, data PDB tersebut masih mengalahkan prediksi analis setelah Tiongkok membatalkan kebijakan nol-Covid pada bulan Desember.
“Tiongkok membuat yang terbaik dari data ekonomi mereka, dan adil untuk mengatakan itu bisa menjadi lebih buruk,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
Namun, menurut survei The Fed pada hari Selasa, manufaktur negara bagian New York mengalami kontraksi tajam pada Januari karena pesanan runtuh dan pertumbuhan lapangan kerja terhenti. Adapun perbaikan sedikit diharapkan selama enam bulan ke depan.
“Pertanyaannya adalah bagaimana Federal Reserve menanggapi kinerja ekonomi yang beragam,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Lebih lanjut, kenaikan minyak didukung oleh dolar AS yang lebih lemah dan jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada hari Selasa karena ekspektasi kemungkinan perubahan kebijakan Bank Jepang yang dapat menjadi pendahulu untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat.
Pelemahan dolar membuat minyak berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan produksi kilang minyak Tiongkok pada tahun 2022 telah turun 3,4 persen dari tahun sebelumnya untuk penurunan tahunan pertama sejak 2001.
Meskipun produksi minyak harian bulan Desember naik ke level tertinggi kedua di tahun 2022. “Impor minyak mentah negara itu naik 4 persen pada Desember dan dorongan permintaan yang cukup besar untuk bahan bakar transportasi diantisipasi saat Tahun Baru Imlek dimulai pada Minggu,” kata analis PVM Tamas Varga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam laporan bulanan bahwa permintaan minyak Tiongkok akan tumbuh 510.000 barel per hari tahun ini, sementara perkiraan pertumbuhan permintaan global 2023 tidak berubah pada 2,22 juta barel per hari.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link