JawaPos.com – Pandemi yang mengharuskan masyarakat membatasi tatap muka dan beraktivitas di luar rumah memberi berkah bagi jasa layanan online food delivery (OFD) atau pengiriman makanan di Indonesia. Survei yang dilakukan Tenggara Strategic mencatat bisnis ini membukukan total transaksi alias gross merchandise value (GMV) sebesar Rp 78,40 triliun sepanjang 2021.
Studi Tenggara Strategics bertahjuk Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi online food delivery (OFD) dilakukan dengan metode survei multistage random sampling dengan jumlah sampel 1.200 konsumen yang terbagi rata pada enam wilayah: Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Solo, Medan pada 10-14 Januari 2022.
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyandi Suparno memilih 3 platform lantaran merupakan pemain utama dalam layanan OFD di Indonesia.
GoTo Group lewat GoFood mengusai pasar layanan pengiriman makanan daring dengan menguasai 39 persen atau setara Rp 30,65 triliun, sementara platform ShopeeFood membukukan nilai transaksi Rp 26,49 triliun (34%), dan GrabFood senilai Rp 20,93 triliun (27%).
“Saat kami melakukan survei sebenarnya ada pemain-pemain lainnya, namun angkanya tidak signifikan sehingga kami memilih untuk menampilkan tiga platform tersebut. Studi ini juga menjadi studi yang relatif masih baru untuk memotret dinamika OFD, sehingga mungkin dalam beberapa tahun ke depan peta persaingannya bisa berubah. Namun sejauh ini tiga aplikasi tersebut yang memang paling banyak digunakan di Indonesia,” jelasnya saat memaparkan hasil studi secara daring, Rabu (15/6).
Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani dalam paparannya mengatakan, GoFood menjadi platform layanan OFD yang paling diingat alias menjadi top of mind dibandingkan dua kompetitornya.
“Setengah dari konsumen menyebut GoFood bagai layanan OFD yang paling diingat atau top of mind. Mayoritas konsumen (72%) memilki lebih dari satu aplikasi OFD di telepon genggamnya. GoFood merupakan aplikasi yang paling banyak dimiliki oleh konsumen Indonesia (76%), diikuti ShopeeFood (72%), dan GrabFood (64%),” ujar Stella dalam kesempatan serupa.
Secara umum, situasi pandemi yag membatasi mobilitas masyarakat pada dua tahun belakangan turut mendongkrak nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia. Dari USD 47 miliar menjadi USD 70 miliar pada 2021. Ini pula yang turut mendongkrak GMV di segmen OFD.
Pesatnya pertumbuhan tersebut diprediksi masih akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Proyeksinya pada 2025 GMV layanan transportasi dan OFD di Indonesia bakal mencapai USD 16,8 miliar dengan CAGR lebih dari 25 persen.
“Layanan online food delivery (OFD) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Mayoritas konsumen menggunakan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru dan bersosialisasi. Lebih dari setengah konsumen menggunakan OFD minimal sekali setiap minggu,” pungkas Stella.
Research Fellow Tenggara Strategics Handyanto Widjojo menambahkan bahwa inovasi oleh para platform OFD juga bakal menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Kerbelanjutan bisnis dari platform menjadi krusial sebab turut menghubungkan pelaku-pelaku UMKM makanan dan minuman terutama. Dan pada akhirnya juga memberikan kontribusi terhadap ekonomi danp embangunan nasional.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link